Friday, May 11, 2012

(11 mei 2012) emptiness is (always) mainstream #31harimenulis

Kali ini kecoak tidak akan cerita apa-apa, ataupun menulis tentang kisah sedih, senang, susah, mudah, atau apa saja. Entah ini tulisan apa, itu hak kalian untuk menilai. Kecoak hanya menulis apa yang kecoak rasakan atau yang tidak dirasakan. Ya, memang tidak ada yang kecoak rasakan hari ini. Ya, tidak-ada-yang-dirasakan, alias hampa, alias hambar, atau apalah sesuka kata kalian menyebutnya. Tapi kecoak lebih suka menyebutnya kosong.

Apa itu kosong? Kosong adalah angka sebelum satu, benar. Kosong adalah ketika kita melihat isi dompet kita akhir bulan (bagi yang kos pasti paham), itu tidak salah juga, tapi bukan soal dompet atau angka. Kecoak lebih menyambungkannya ke perasaan. Yang kecoak omongin disini adalah kosong ketika kita kangen dengan seseorang tapi kita tidak tahu kangen dengan siapa. Atau juga kosong ketika kita seharian merasa seperti zombie sadar, kita tahu kita tidak melakukan apapun, tapi perasaan (entah kenapa) sedang down sehingga kita mengamini saja saat kita tidak melakukan apa-apa? Membingungkan memang, tapi aku tahu aku bukan yang pertama kali mengalami ini.

Mengerikan bukan? Bagaimana perasaan dapat memanipulasi semua tindakan kita yang awalnya hiperaktif sekalipun menjadi pasif. Itulah yang membedakan kita dengan hewan. Hewan tidak pernah ragu, karena yang mereka butuhkan berbanding lurus dengan yang mereka inginkan. Mereka ingin minum, mereka minum, mereka ingin tidur, mereka tidur. Tidak seperti manusia. Mereka ingin minum, harus berpikir berapa gelas yang akan mereka minum, mereka ingin makan, harus berpikir berapa kalori yang mereka butuhkan. Kadang, alasan-alasan seperti itulah yang membuat kecoak ingin “benar-benar” menjadi hewan.

Tapi bagi kecoak, kosong seperti itu tetap ada manfaatnya. Seperti garis perak di dalam awan, kosong adalah “alat” bagi kecoak untuk mengetahui apa yang kecoak butuhkan saat menjadi zombie. Karena bagi kecoak, sifat impulsif yang muncul dari hasil kekosongan yang menumpuk itu adalah sifat yang lemah. Sedikit-sedikit mengeluh, sedikit-sedikit menggerutu. Mengeluh dan menggerutu tidak akan mengubah apapun. Karena itu cari apa yang kecoak butuhkan, penuhi, dan no more emptiness.

No comments:

Post a Comment

Recent Posts

About Me

My photo
Kenapa aku hidup? Hanya untuk numpang lewat..

Followers

JavaScript Free Code

Recent Comments