Untuk para peserta konvoi, setidaknya hargailah orang yang butuh ketenangan. Dengan enteng sambil tertawa lepas menggembor-nggembor sepeda motor sesuka kalian. Kalau kalian ingin ramai, pergilah ke hutan. Kalian akan teriak semau kalian sambil dimangsa singa. It will fun, they said. Really. Atau kalau kurang sekalian ke neraka. Kalian akan mendengarkan “keramaian” sembari disiksa Malaikat Malik serta antek-anteknya.
Kecoak tahu kalian hanya ingin mengekspresikan kegembiraan. Tapi salah besar cara kalian. Berkonvoi membuat macet jalan serta memakai baju penuh coretan? Anak autis pun bisa lebih beradab dari yang kalian kakukan. Kecoak jadi sangsi kalian lulus dengan cara baik atau dengan cara kotor.
Ingat, lulus cuma satu langkah super kecil dalam hidup kalian. Kalau dari awal kalian sekali ada kesenangan langsung ekspresif seperti ini berarti mental kalian selemah kerupuk yang dijemur. Bahasa Jawanya mlempem. Coba kalau kalian sedih? Bisa-bisa kalian mengurung diri di kamar selama tiga puluh hari tanpa makan minum dan setelah pintu kamarnya dibuka kalian sudah gantung diri.
Jadi jangan ulangi lagi kejadian seperti itu, kalau kalian masih punya kepedulian sekitar dan masih punya harga diri yang bisa dijaga.
Tertanda: Orang yang sakit kepala gara-gara bunyi yang bising dari konvoi kelulusan SMA.
No comments:
Post a Comment