Untuk suatu alasan, kadang si kecoak merasa hidup itu adalah sesuatu yang tidak bisa dikaitkan dengan logika. Seperti kata Forrest Gump di filmnya, “hidup itu seperti makan coklat. Kau tidak akan tahu apa yang akan kau dapat saat memakannya, bisa kacang, bisa juga yang lainnya.” Tidak salah memang, karena hidup memang tidak bisa ditebak. Kadang sehari kita bisa jadi pemulung, kadang di hari lain kita bisa jadi raja.
19 tahun kecoak hidup, tapi baru ini bingung hidup itu apa. Lebih tepatnya si kecoak hidup untuk apa? Entah kenapa si kecoak seperti “malas” untuk hidup. Lihat dunia kecoak yang dari pagi sampai malam cuma antara rumah sampai kampus kemudian kembali lagi ke rumah. Kalau diibaratkan dunia itu mesin, dan orang itu adalah bagiannya. Maka kecoak tidak tahu kecoak bagiannya apa dari mesin itu. apa si kecoak itu roda giginya? Apa si kecoak itu pernya? Atau si kecoak rantainya? Meskipun Hugo dalam filmnya bilang kalau semua orang pasti memiliki bagian dan tujuan di dunia ini. Tapi tetap saja, hidup rasanya tidak semudah itu.
Tapi setidaknya dalam hidup kecoak yang tidak tahu bakal lama atau sebentar, kecoak masih bersyukur bisa memiliki teman yang beraneka macam. Teman yang baik untuk membuat kecoak sadar bahwa masih ada yang peduli dengan kecoak. Teman yang selalu mencela untuk menyadarkan kecoak agar bisa berbenah diri. Seperti awan yang selalu memiliki garis perak saat mendung, cari saja sisi positif dalam hidup meskipun saat kelam.
No comments:
Post a Comment