Sunday, May 6, 2012

(6 Mei 2012) Demi Apa dan Demi Blablabla #31harimenulis

Kalau setelah membaca cerita si kecoak di bawah ini dan kalian berkata, “demi apa kamu jauh-jauh dari Magelang ke Amongrogo? Cuma untuk nonton Female Cup?” berarti kita punya pikiran yang TIDAK sama.

Jadi gini, siang tadi si kecoak iseng-iseng buka facebooknya, lalu tiba-tiba dapat pesan dari temannya untuk dateng ke Amongrogo untuk lihat dia main futsal di Female Cup. Entah lagi kesetanan atau apa, si kecoak langsung bilang iya (sekarang si kecoak jadi mengerti bagaimana perasaan Jim Carrey saat main di film Yes Man), langsung mengambil kunci motor, dan melesat ke Yogyakarta, padahal posisi kecoak sedang di Magelang. Aneh bukan? Apalagi nama Amongrogo juga baru pertama kali si kecoak dengernya. Hasilnya, si kecoak nyasar tadi sampai ke JEC.

Sampai di Amongrogo, si kecoak segera menuju ke loket pembayaran dan langsung naik ke tribun penonton. Di tribun si kecoak bertemu temannya tadi dan ngobrol sebentar (karena dia keburu mau main). Setelah dia pergi si kecoak duduk sendiri, diam, tidak ngomong ma siapa-siapa, dan berak di celana (oke statement yang terakhir itu bohong). Nonton dia main pun tetap rasanya biasa saja, tidak seru, tidak juga bosan. Setelah dia selesai main si kecoak tunggu dia lagi di tribun (siapa tahu dia muncul lagi). Ternyata dia tidak muncul. Ya sudah, si kecoak tinggal pulang lagi ke Magelang, dengan perasaan mirip teh-yang-kebanyakan-air-dan-tidak dikasih-gula, alias tawar. Tamat.

Iya kan? Pasti kalian bingung. Untuk apa jauh-jauh ke Amongrogo kalau hasilnya cuma rasa tawar saja? Atau mungkin juga kalian berpikir kalau si kecoak ada hubungan dengan temannya itu. Tidak juga, si kecoak hanya teman baik dengan dia, tidak lebih. Lalu untuk apa?

Entah. Cuma itu yang bisa kecoak bilang. Kecoak cuma menikmatinya sebagai “perjalanan”. Ya, perjalanan. Bagi kecoak duduk di tribun dan menonton dia main futsal adalah perjalanan, mengantre tiket yang cukup panjang juga perjalanan, nyari-nyari toilet sampai muter-muter Amongrogo juga bagi si kecoak adalah perjalanan. Karena bagi kecoak “tujuan” yang sebenarnya adalah saat si kecoak berada di jalan sambil menikmati “pemandangan” yang ada, entah itu pemandangan orang ngemis, pemandangan bebek yang lagi digiring si empunya, atau apalah. Karena jalanan (menurut si kecoak lagi) adalah televisi yang tidak bisa membuat kita bosan, enaknya lagi kita bisa ikut terlibat di dalamnya. Kita tidak mungkin bisa melihat Bus Maju Jaya yang salib kiri-kanan setiap hari. Kita tidak mungkin bisa berhenti setiap hari di depan SMA 1 Sleman untuk menghindari hujan. Bagi si kecoak, setiap yang baru adalah tujuan (kecuali untuk pasangan. Hehehe....)

Jadi yang tadi sudah berpikir “demi apa blablabla” itu mungkin sudah mengerti. Tidak semuanya yang kita tuju adalah “tujuan” kita. Dan tidak selamanya proses yang kita lalui adalah “perjalanan”. Apa yang menjadikan itu sebagai “tujuan” dan “perjalanan” adalah kebutuhan kita masing-masing. (seumur-umur si kecoak baru nulis hal yang pintar seperti ini ya baru sekarang. Wow....)

Sambung tulisan yang besok ya? Si kecoak lapar ini. Jadi tidak bisa berpikir lagi. Dan untuk dia yang tadi main futsal. Percayalah, the world is NOT dies. Ciao...

No comments:

Post a Comment

Recent Posts

About Me

My photo
Kenapa aku hidup? Hanya untuk numpang lewat..

Followers

JavaScript Free Code

Recent Comments